Tugas ke 2 Softskill Kesehatan Mental : Penyesuaian diri dan Pertumbuhan

Penyesuaian diri dan Pertumbuhan

A.    Penyesuaian dapat diartikan atau dideskripsikan sebagai berikut:
1    Penyesuaian berarti adaptasi; dapat mempertahankan eksistensinya, atau bisa “survise” dan memperoleh kesejahteraan jasmaniah dan rohaniah, dan dapat mengadakan relasi yang memuaskan dengan tuntutan sosial.
2    Penyesuaian juga dapat juga diartikan sebagai konformitas, yang berarti menyesuaikan sesuatu sesuatu dengan standar atau prinsip.
3    Penyesuaian dapat diartikan sebagai penguasaan, yaitu memiliki kemampuan untuk mmebuat rencana dan mengorganisasi respon-respon sedemikian rupa, sehingga bisa mengatasi segala macam konflik, kesulitan, dan frutasi-frutasi secara efisien. Individu memiliki kemampuan menghadapi realitas hidup dengan cara yang adekuat/ memenuhi syarat.
4    Penyesuaian dapat diartikan penguasaan dan kematangan emosional. Kematangan emosional maksudnya ialah secara positif memiliki respon emosional yang tepat pada setiap situasi.
    Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penyesuaian adalah usaha manusia untuk mencapai keharmonisan pada diri sendiri dan pada lingkung-annya
1)    Proses Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri adalah proses bagaimana individu mencapai keseimbangan diri dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungan. Seperti kita ketahui  bahwa penyesuaian yang sempurna tidak pernah tercapai. Penyesuaian yang sempurna terjadi jika manusia/individu selalu dalam keadaan seimbang antara dirinya dengan lingkungannya dimana tidak ada lagi kebutuhan yang tidak terpenuhi, dan di mana semua fungsi organisme/individu berjalan normal. Sekali lagi, bahwa penyesuaian yang sempurna seperti itu tidak pernah dapat dicapai. Karena itu penyesuaian diri lebih bersifat suatu proses sepanjang hayat dan manusia terus-menerus berupaya menemukan dan mengatasi tekanan dan tantangan hidup guna mencapaipribadi yang sehat.
Dalam proses penyesuaian diri dapat saja muncul konflik, tekanan, dan
frustasi, dan individu didorong meneliti berbagai kemungkinan perilaku untuk
membebaskan diri dari ketegangan.
Apakah seseorang berhadapan dengan penyesuaian sehari-hari yang sederhana, atau seuatu penyesuaian yang rumit, terdapat suatu pola dasar yang terdiri dari elemen-elemen tertentu. Contoh: seorang anak yang membutuhkan rasa kasih sayang dari ibunya yang terlalu sibuk dengan tugas-tugas lain. Anak akan frustasi dan berusaha sendiri menemukan pemecahan untuk mereduksi ketegangan/ kebutuhan yang belum terpenuhi. Dia mungkin mencari kasih sayang di mana-mana, atau mengisap jarinya, atau bahkan tidak berupaya sama sekali, atau makan secara berlebihan, sebagai respon pengganti bila kebutuhan-kebutuhan tidak terpenuhi secara wajar. Dalam beberapa hal, respon pengganti tidak tersedia,  sehingga individu mencari suatu respon lain yang akan memuaskan motivasi dan mereduksi ketegangan.

2)    Aspek-aspek penyesuaian diri
Menurut Fatimah (2006) penyesuaian diri memiliki dua aspek, yakni
penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial. Penyesuaian pribadi adalah
kemampuan seseorang untuk menerima diri demi tercapainya hubungan yang
harmonis antara dirinya dengan lingkungannya. Sedangkan,  kemampuan
untuk mematuhi nilai dan norma sosial yang berlaku didalam masyarakat guna
diterima dalam lingkungannya.
3)    Karakteristik
Penyesuaian diri yang positif menurut Supriyo (2008:91) adalah
    Mampu memerima dan memahami diri baik kelebihan dan kekurangan.
    Mampu menerima dan menilai kenyataan diluar dirinya secara objektif.
    Mampu bertindak sesuai dengan potensi.
    Memiliki perasaan aman yang memadai.
    Rasa hormat dan mampu bertindak toleran kepada sesama.
    Bersikap terbuka dan sanggup menerima umpan balik.
    Memiliki kestabilan psikologis terutama kestabilan emosi.
    Mampu bertindak sesuai norma yang berlaku, serta selaras dengan hak dan kewajibannya.

B.    Pertumbuhan Personal
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses-proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal yang sehat pada waktu yang normal. Proff Gessel mengatakan bahwa pertumbuhan pribadi manusia berlangsung secara terus-menerus.
1)    Proses Pertumbuhan Individu secara fisik
Dari bayi hingga tua kita sebagai manusia normal mengalami pertumbuhan secara terus menerus. Penyesuaian diri dengan lingkungan nya pun terus berkembang.
2)    Variasi dalam Pertumbuhan
Dalam variasi pertumbuhan memang sangat beragam. Tidak semua individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri berdasarkan tingkatan usia, pertumbuhan fisik, maupun sosial nya. Mengapa? karena terkadang terdapat rintangan-rintangan yang menyebabkan ketidakberhasilan individu dalam melakukan penyesuaian, baik rintangan itu dari dalam diri atau dari luar diri.
3)    Kondisi-Kondisi untuk Bertumbuh
Kondisi jasmani  seperti pembawa atau konstitusi fisik dan tempramen sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembangannya secara intrinsik berkaitan erat dengan susunan atau konstitusi tubuh, kondisi jasmani dan kondisi pertumbuhan fisik memang sangat mempengaruhi bagaimana individu dapat menyesuaikan diri nya.
    Carl Roger (1961) menyebutkan 3 aspek yang memfasilitasi pertumbuhan personal dalam suatu hubungan :
1    Keikhlasan kemampuan untuk menyadari perasaan sendiri, atau menyadari kenyataan.
2    Menghormati keterpisahan dari orang lain tanpa kecuali, dan
3    Keinginan yang terus menerus untuk memahami atau berempati terhadap orang lain.
    Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan personal :
1)    Faktor biologis
Karakteristik anggota tubuh yang berbeda setiap orang, kepribadian, atau warisan biologis yang sangat kental.

2)    Faktor geografis
Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorangdan nantinya akan menentukan baik atau tidaknya pertumbuhan personal seseorang.
3)    Faktor budaya
Tidak di pungkiri kebudayaan juga berpengaruh penting dalam kepribadian seseorang, tetapi bukan berarti setiap orang dengan kebudayaan yang sama memiliki kepribadian yang sama juga. Selain itu, ada satu hal yang tidak kalah penting berkaitan dengan penyesuaian diri dan pertumbuhan personal adalah komunikasi. Dengan kemampuan komunikasi yang baik maka penyesuaian diri dan pertumbuhan personal seseorang juga akan berjalan baik.

Stress
A.    Arti Penting Stress
Kita semua pernah mengalami stress.Tetapi sebenarnya stress tidak selalu jelek.Stress dalam tingkat yang sedang itu perlu untuk menghasilkan kewaspadaan dan minat pada tugas yang ada , dan membantu orang melakukan penyesuaian.Sistem syaraf juga memerlukan rangsangan agar bisa tetap terlatih dan selanjutnya bisa berfungsi dengan baik.Secara umum yang dimaksud dengan stress adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang menimbulkan tekanan , perubahan , ketegangan emosi , dan lain-lain. Menurut Lazarus 1999(dalam Rod Plotnik 2005:481) “Stres adalah rasa cemas atau terancam yang timbul ketika kita menginterpretasikan atau menilai suatu situasi sebagai melampaui kemampuan psikologis kita untuk bisa menanganinya secara memadai”.
Stress berbeda dengan stresor . Stresor adalah sesuatu yang menyebabkan stres.Stres itu sendiri adalah akibat dari interaksi timbal balik antara rangsangan lingkungan dan respons individu.
    Efek-efek stress menurut Hans Selye
Hans Selye (1946,1976) telah melakukan riset terhadap 2 respon fisiologis tubuh terhadap stress : Local Adaptation Syndrome (LAS) dan General Adaptation Syndrome (GAS).
    Local Adaptation Syndrom (LAS)
Tubuh menghasilkan banyak respons setempat terhadap stress. Respon setempat ini termasuk pembekuan darah dan penyembuhan luka, akomodasi mata terhadap cahaya, dll. Responnya berjangka pendek.
–    Karakteristik dari LAS :
1    Respon yang terjadi hanya setempat dan tidak melibatkan semua system.
2    Respon bersifat adaptif; diperlukan stressor untuk menstimulasikannya.
3    Respon bersifat jangka pendek dan tidak terus menerus.
4    Respon bersifat restorative.

    Sebenarnya respon LAS ini banyak kita temui dalam kehidupan kita sehari – hari seperti yang diuraikan dibawah ini :
1    Respon inflamasi
Respon ini distimulasi oleh adanya trauma dan infeksi. Respon ini memusatkan diri hanya pada area tubuh yang trauma sehingga penyebaran inflamasi dapat dihambat dan proses penyembuhan dapat berlangsung cepat.
2    Respon refleks nyeri
Respon ini merupakan respon adaptif yang bertujuanmelindungi tubuh dari kerusakan lebih lanjut. Misalnya mengangkat kaki ketika bersentuhan dengan benda tajam.

    General Adaptation Syndrom (GAS)
GAS merupakan respon fisiologis dari seluruh tubuh terhadap stres. Respon yang terlibat didalamanya adalah sistem saraf otonom dan sistem endokrin. Di beberapa buku teks GAS sering disamakan dengan Sistem Neuroendokrin.
–    Fase Alarm (Waspada)
Melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh dan pikiran untuk menghadapi stressor. Reaksi psikologis “fight or flight” dan reaksi fisiologis. Tanda fisik : curah jantung meningkat, peredaran darah cepat, darah di perifer dan gastrointestinal mengalir ke kepala dan ekstremitas. Banyak organ tubuh terpengaruh, gejala stress memengaruhi denyut nadi, ketegangan otot dan daya tahan tubuh menurun.
Fase alarm melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh seperti pengaktifan hormon yang berakibat meningkatnya volume darah dan akhirnya menyiapkan individu untuk bereaksi. Hormon lainnya dilepas untuk meningkatkan kadar gula darah yang bertujuan untuk menyiapkan energi untuk keperluan adaptasi, teraktifasinya epineprin dan norepineprin mengakibatkan denyut jantung meningkat dan peningkatan aliran darah ke otot. Peningkatan ambilan O2 dan meningkatnya kewaspadaan mental.
Aktifitas hormonal yang luas ini menyiapkan individu untuk melakukan “ respons melawan atau menghindar “. Respon ini bisa berlangsung dari menit sampai jam. Bila stresor masih menetap maka individu akan masuk ke dalam fase resistensi.

–    Fase Resistance (Melawan)
Individu mencoba berbagai macam mekanisme penanggulangan psikologis dan pemecahan masalah serta mengatur strategi. Tubuh berusaha menyeimbangkan kondisi fisiologis sebelumnya kepada keadaan normal dan tubuh mencoba mengatasi faktor-faktor penyebab stress. Bila teratasi gejala stress menurun àatau normal, tubuh kembali stabil, termasuk hormon, denyut jantung, tekanan darah, cardiac out put. Individu tersebut berupaya beradaptasi terhadap stressor, jika ini berhasil tubuh akan memperbaiki sel-sel yang rusak. Bila gagal maka individu tersebut akan jatuh pada tahapa terakhir dari GAS yaitu : Fase kehabisan tenaga.
–    Fase Exhaustion (Kelelahan)
Merupakan fase perpanjangan stress yang belum dapat tertanggulangi pada fase sebelumnya. Energi penyesuaian terkuras. Timbul gejala penyesuaian diri terhadap lingkungan seperti sakit kepala, gangguan mental, penyakit arteri koroner, dll. Bila usaha melawan tidak dapat lagi diusahakan, maka kelelahan dapat mengakibatkan kematian. Tahap ini cadangan energi telah menipis atau habis, akibatnya tubuh tidak mampu lagi menghadapi stres. Ketidak mampuan tubuh untuk mepertahankan diri terhadap stressor inilah yang akan berdampak pada kematian individu tersbut.

    Faktor-faktor individual dan sosial yang menjadi penyebab stres
Stress merupakan salah satu gejala yang memiliki faktor-faktor penyebab,dan akan diuraikan secara singkat faktor individual & sosial yang menjadi penyebab stress dibawah ini.
1    Faktor sosial
Selain peristiwa penting, ternyata tugas rutin sehari-hari juga berpengaruh terhadap kesehatan jiwa, seperti kecemasan dan depresi. Dukungan sosial turut mempengaruhi reaksi seseorang dalam menghadapi stres.Dukungan sosial mencakup : Dukungan emosional, seperti rasa dikasihi; dukungan nyata, seperti bantuan atau jasa; dan dukungan informasi, misalnya nasehat dan keterangan mengenai masalah tertentu.
2    Faktor Individual
Tatkala seseorang menjumpai stresor dalam lingkungannya, ada dua karakteristik pada stresor tersebut yang akan mempengaruhi reaksinya terhadap stresor itu yaitu: Berapa lamanya (duration) ia harus menghadapi stresor itu dan berapa terduganya stresor itu (predictability).
B.    Tipe-tipe stress
Menurut Maramis (1990) ada empat tipe stress psikologis yaitu:
1    Frustasi
Muncul karena adanya kegagalan saat ingin mencapai suatu tujuan. Frustasi ada yang bersifat intrinsik (cacat badan dan kegagalan usaha) dan ekstrinsik (kecelakaan,bencana alam,kematian,pengangguran,perselingkuhan,dll)
2    Konflik
Ditimbulkan karena ketidak mampuan memilih dua atau lebih macam keinginan,kebutuhan atau tujuan. Bentuk konflik digolongkan menjadi tiga bagian yaitu approach-approach conflict,approach-avoidant conflict,avoidant-avoidant conflict.
3    Tekanan
Tekanan timbul dalam kehidupan sehari-hari dan dapat berasal dalam diri individu. Tekanan juga dapat berasal dari luar diri individu.
4    Kecemasan
Kecemasan merupakan suatu kondisi individu merasakan kekhawatiran,kegelisahan,ketegangan,dan rasa tidak nyaman yang tidak terkendali mengenai kemungkinan akan terjadinya sesuatu yang buruk.
C.    Symptom Reducing Responses terhadap Stress
–    pengertian symptom -reducing responses terhadap stress
Kehidupan akan terus berjalan seiring dengan brjalannya waktu. Individu yang mengalami stress tidak akan terus menerus merenungi kegagalan yang ia rasakan. Untuk itu setiap individu memiliki mekanisme pertahanan diri masing-masing dengan keunikannya masing-masing untuk mengurangi gejala-gejala stress yang ada.

D.    Pendekatan Problem Solving Terhadap Stress
Salah satu cara dalam menangani stres yaitu menggunakan metode Biofeedback, tekhniknya adalah mengetahui bagian-bagian tubuh mana yang terkena stres kemudian belajar untuk menguasainya. Teknik ini menggunakan serangkaian alat yang sangat rumit sebagai feedback.
Melakukan sugesti untuk diri sendiri, juga dapat lebih efektif karena kita tahu bagaimana keadaan diri kita sendiri. Berikan sugesti-sugesti yang positif, semoga cara ini akan berhasil ditambah dengan pendekatan secara spiritual (Mengarah kepada Tuhan).

Referensi :

–    http://rozanafajrina.wordpress.com/2014/05/25/konsep-penyesuaian-diri-yang-sehat/
–    Semium, yustinus.2006.kesehatan mental 1.kanisius:Jakarta
–    Christensen.j.paula.2009.proses keperawatan.buku kedokteran EGC : Jakarta
–    Schuler, E. Definition and Conceptualization of Stress in Organizations, Thousand Oaks: Sage, 2002
–    Fatimah, N. (2006). Psikologi perkembangan. Bandung : Pusaka Setia.
–    Ali, M. & Asrori, M. (2005). Psikologi remaja perkembangan peserta didik. Jakarta : PT Bumi Aksar
–    http://silvinamar.wordpress.com/2013/06/09/1032/

–    http://mleovenia.wordpress.com/2013/11/19/konsep-dan-proses-penyesuaian-diri/
–    Samiun, Y. (2006). Kesehatan Mental 1. Yogyakarta: Kanisius.
–    Sunaryo. (2004). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.
–    Ali, M. & Asrori, M. (2005). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : PT Bumi Aksara.
–    Fatimah, N. (2006). Psikologi perkembangan. Bandung : Pusaka Setia.
–    Supriyo. (2008). Studi Kasus Bimbingan dan Konseling. Semarang: Nieuw Setapak.

Leave a comment